Friday, May 19, 2017

Mekanisme Pertahanan Tubuh


Sistem kekebalan tubuh yang sehat merupakan kekebalan yang dapat membedakan antara bagian tubuh dari sistem itu sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibodi dan cairan yang disekresikan organ tubuh tubuh (saliva, air mata, serum, keringat, asam lambung, pepsin, dan lain-lain). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, dan neutrofil yang berada di dalam sel.

Sistim kekebalan atau imun terdiri atas sistim pertahanan alamiah atau nonspesifik dan sistim pertahanan didapat atau spesifik. Diantara kedua sistim imun ini, terjadi kerja sama yang erat, yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya. Secara umum mekanisme pertahanan tubuh adalah :

Sistem pertahanan nonspesifik
Sistem imun nonspesifik yang tidak ditunjukkan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Sistim ini merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap benda asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Mekanisme fisiologi imunitas nonspesifik berupa komponen normal tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba tersebut. Sistim pertahanan imun nonspesifik meliputi :

a.     Pertahanan fisik
Kulit dan membran mukosa yang melapisi seluruh pernapasan, pencernaan dan genitouriner (Kelamin dan ekskresi) merupakan pertahanan terdepan terhadap infeksi dalam pertahanan fisik. Selain itu pada trakea, sel-sel epitel bersilia dapat menyapu mikroba yang terjerat didalamnya, sehingga mencegah mikroba memasuki paru-paru.
      
b.    Pertahanan Biokimia
Selain peranannya sebagai rintangan fisik, kulit dan membran mukosa juga menghadapi patogen dengan mempertahankan kimiawi. Sekresi dari kelenjar minyak dan keringat akan membuat pH kulit menjadi asam (sekitar pH 3-5) sehingga dapat mencegah kolonisasi banyak mikroba. Zat tertentu dalam air ludah, air mata dan sekresi mukosa mampu melindungi tubuh terhadap bakteri positif dengan cra menghancurkan dinding selnya. Berbagai bahan yang disekresikan getah lambung, usus dan empedu mampu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroorganisme.
      
c.      Pertahanan seluler
Mikroba yang menembus garis pertahanan pertama seperti mikroba yang masuk lewat luka di kulit , akan menghadapi garis pertahanan ke dua. Garis pertahanan kedua ini sangat tergantung pada proses fagositosis, yaitu proses penelanan mikroba yang menyerang tubuh oleh jenis leukosit tertentu. Sel-sel fagositosis ini terdiri dari Neutrofil, Monosit dan Eosinofil.
      
Neutrofil meliputi 60-70 % dari seluruh leukosit. Sel-sel yang telah dihancurkan oleh mikroba akan mengirim sinyal kimiawi menarik neutrofil dari darah untuk datang . Neutrofil ini akan memasuki jaringan yang terinfeksi, kemudian menelan dan menghancurkan mikroba yang ada ditempat tersebut. Akan tetapi sel ini cendrung merusak dirinya sendiri ketika sel ini menghancurkan mikroba asing sehingga umurnya pendek.
      
Monosit, hanya sekitar 5 % dari seluruh leukosit. Monosit baru hanya sebentar dalam aliran darah dan kemudia menuju jaringan untuk berkembang menjadi makrofak yang akan menetap lama dalam jaringan.

Sistem pertahanan spesifik
Pertahanan tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen (antibody generating), zat asing yang menjadi bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. Semua zat asing yang memicu sistem kekebalan tubuh disebut antigen. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak, atau protein.

Sistem tubuh memiliki ciri-ciri khusus (spesifik), yaitu mengingat dan mengenali mikroba patogen atau zat asing. Sistem kekebalan tubuh memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghancurkan patogen dan zat asing tertentu. Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap antigen tertentu dengan mengaktifkan sel limfosit dan memproduksi protein khusus yang disebut antibody. Antibodi dapat dibedakan menjadi lima tipe antara lain :
1.     IgM, yaitu tipe antibodi yang pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi suatu infeksi ( respon Kekebalan Primer)
2.     IgG, yaitu tipe antibodi yang peling banyak terdapat di dalam darah, diproduksi ketika terjadi infeksi kedua (respon kekebalan sekunder serta dapat mesuk kejaringan lain dengan mudah misalnya ke plasenta
3.     IgA, Dapat ditemukan pada air mata, air ludak , keringat, dan kolostrum ASI, Berfungsi membantu pembentukan kekebalan pasif pada bayi
4.    IgD, Ditemukan pada permukaan limposit B sebagai respon, berfungsi merangsang Pembentukan antibodi oleh sel B
5.     IgE, Ditemukan pada permukaan histamin, terlibat dalam reaksi alergi.
      
Selain pada mikroorganisme patogen, antigen terdapat juga pada zat asing seperti kulit atau jaringan hasil cangkok organ. Sistem kekebalan tubuh mampu mengingat antigen yang pernah menyerang dan telah mempersiapkan diri lebih baik dan efektif jika patogen tersebut menyerang kembali. Hal ini menjelaskan mengapa jika kita telah terkena penyakit cacar sewaktu kecil, kita tidak akan terkena lagi di kemudian hari. Penyakit cacar air. Setelah terkena penyakit cacar air, kemungkinan besar kita tidak akan terserang kembali.

Sistem kekebalan tubuh dapat membedakan molekul atau sel tubuh dari molekul asing (antigen). Antigen dalam darah yang akan membedakan golongan darah, tidak berbahaya bagi tubuh pemiliknya. Akan tetapi, jika antigen darah tersebut disuntikkan kepada orang lain, antibodi individu tersebut akan bereaksi. Kelainan mekanisme ini berakibat fatal dan menyebabkan kelainan yang disebut autoimunitas.
      
Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kekebalan humoral (Antibody-mediated immunity) dan Kekebalan selular (cell-mediated –immunity)
      
1.     Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan Aktifitas sel B dan antibodi yang beredar dicairan darah dan limfe. Ketika suatu antigen masuk kedalam tubuh untuk pertama kali, Sel B pembelah akan memebentuk Sel B plasma dan sel B pengikat. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang berfungsi mengikat entigen. Dengan demikian makrofag akan lebih mudah menangkap dan menghaancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir sel B plasma mati, sedangkan sel B mengikat akan tetap hidup dalam waktu lama ( Respon kekebalam Primer). Apabila antigen yang sama masuk kembali kedalam tubuh, sel B pengikat akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma ini untuk memproduksi antibodi. Respon tersebut dinamakan respon kekebalan sekunder. Respon ini terjadi lebih cepat dan lebih besar dibandingkan kekebalan primer. Hal ini disebabkan oleh adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistim imun untuk mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh.
      
2.     Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan Sel T yang menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh kontak dengan antigen pada permukaan sel asing. Sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan respon kekebalan dengan cara menghambat aktifitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

Jenis-jenis Kekebalan Tubuh

1.      Kekebalan Aktif
     Kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan. Kekebalan alami diperoleh setelah seseorang mengalami sakit karena infeksi atau suatu kuman penyakit.Setelah sembuh dari sakit maka orang tersebut akan kebal terhadap penyakit tersebut. Contoh orang yang pernah sakit campak maka dia tidak akan terkena campak untuk kedua kalinya.
    
     Kekebalan aktif buatan yaitu diperoleh melalui vaksinasi. Atau pemberian vaksin kedalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang diberikan secara oral (Melalui mulut) atau melalui suntikan, dengan tujuan untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen.
    
     Vaksin dapat berupa susvensi mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaaksin yang dimasukkan kedalan tubuh akan menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan antigen. Akibatnya tubuh akan menjadi kebal terhadap penyakit jika suatu saat penyakit tersebut menyerang.
    
2.      Kekebalan pasif
     Kekebalan pasif merupan kekbalan tubuh yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar. Kekebalan pasif alami dapat diperoleh bayi setelah menerima antibodi dari ubunya melalui plasenta saat masih berada dalam kandungan. Jenis kekebalan ini juga dapat diperoleh dengan pemberian ASI pertama (Kolostrum ) yang mengandung antibodi.
    
     Sementara itu kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara penyuntikan antibodi yang diekstrak dari suatu individu ketubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan pasif ini berlangsung singkat, akan tetapi berguna untuk penyembuhan secara cepat. Contohnya pemberian serum antibisa ular pada orang yang dipatuk ular berbisa.

No comments:

Post a Comment