Friday, March 17, 2017

Reproduksi Sel sebagai Kegiatan untuk Membentuk Morfologi Tubuh dan Memperbanyak Tubuh


Sel adalah satuan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu, sel juga mengadakan pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi sel adalah pembiakan sel dari satu menjadi dua atau lebih dengan cara pembelahan. Berdsarkan jumlah sel yang menyusun tubuh mahkluk hidup, mahkluk hidup dibedakan menjadi dua kelmpok, yaitu uniseluler dan multiseluler. Uniseluler adalah mahkluk hidup yang tersusun atas satu sel, sedangkan multiseluler adalah mahkluk hidup yang tersusun atas banyak sel.

Mahluk  hidup bersel satu maupun  hidup bersel banyak akan memperbanyak jumlah selnya melalui reproduksi sel. Akan tetapi reproduksi sel untuk kedua kelompok mahkluk hidup ini mempunyai tujuan yang berbeda.Makhluk hidup bersel satu (uniseluler), misalnya bakteri melakukan reproduksi dengan cara membelah diri.

Reproduksi sel dibedakan menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang mengahsilkan dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya dan memiliki sifat yang sama dengan sifat induknya. Pembelahan ini terjadi pada perbedaan  mitosis terjadi di jarinagan embrional. Pembelaha mitosis berlangsung melalui beberapa fase, yaitu profase, metafase, dan telofase. Antara pembelahan mitosis yang satu dengan mitosis berikutnya terdapat satu fase antara, yang disebut interfase. Interfase disebut juga fase istirahat.

Fase- fase pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut :

1.  Profase
Fase ini di awali dengan  terjadinya  perubahan pada sel dan sitoplasma. Perubahan pada inti sel ditandai dengan menghilangnya anak inti, sedangkan perubahan pada sitoplasma ditandai dengan terbentuknya gelondong mitosis.  Pada awal profase, membrane inti masih tampak, kemudian segera terpecah- pecah. Lalu kromatin yang tampak sebagai granula (butiran) akan memanjang menjadi benang kromatin, kemudian benang kromatin akan memendek dan menebal menjadi kromosom.
         
Secara ringkas, profase ditandai oleh beberapa hal berikut :
a. Kromatin yang tampak seperti granula berubah menjadi benang- benang kromatin.
b. Benang- benang kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom
c. Kromosom berduplikasi menjadi dua bagia, dimana masing- masing bagian disebut kromatid.
d. Kromatid melekat di beberapa benang gelendong di kinetor
e. Anak initi menghilang
f. Membran inti mulai  menghilang tetapi masih belum hilang sama sekali
g. Tiap sentriol memisah kearah kutub yang berlawanan dan terbentuk benang- benang gelendong mitosis.

2. Metafase
Pada fase ini, kromosom berjajar di sepanjang bidang ekuator. Pada akhir metafase, kromosom menjadi semakin pendek dan tebal. Selain itu, membrane inti sel sudah benar- benar menghilang dan benang gelendong meluas dari satu ktub ke kutub lainnya. Pada fase ini, kromosom tampak paling jelas .

Secara ringkas, metafase ditandai oleh :
a. Kromosom berjajar di bidang ekuator
b. Kromosom menjadi semakin pendek dan tebal
c. Membran inti sel sudah benar- benar menghilang dan benang gelendong meluas dari satu kutub ke kutub lainnya.

3. Anafase
Pada fase ini, sentromer dari masing- masing kromatid membelah menjadi dua. Kemudian kromatid  dari bidang ekuator memisah dan membentuk lagi dua buah kromosom. Lalu kromosom bergerak menuju kea rah kutub- kutub yang berlawanan. Pada akhir anafase,  kedua kutub sel  masing- masing telah memiliki koleksi kromosom yang lengkap dan dengan jumlah yang sama.

Secara ringkas, anafase  ditandai oelh hal –hal tersebut.
a. Sentromer dari masing- masing kromatid membelah menjadi dua.
b. Kromatid  dari bidang ekuator memisah dan membentuk dua buah kromosom.
c. Kromosom bergerak menuju kea rah kutub- kutub yang berlawanan
d. Kedua kutub  sel sudah memiliki koleksi kromosom yang lengkap  dan jumlahnya sama.

4. Telofase
Fase ini merupakan fase akhir mitosis. Pada fase ini, kromatid- kromatid mengumpul pada kutub- kutub. Benang gelendong menghilang, kemudian kromatid menjadi kusut dan butiran- butiran kromatin muncul kembali.

Secara ringkas, telofase ditandai oleh hal- hal berikut :
a. Kromatid menjadi kusut dan butiran- butiran  kromatin muncul kembali.
b. Benang- benang gelendong menghilang
c. Membran inti terbentuk kembali dan anak inti muncul kembali
d. Terbentuk dua sel anak yang mempunyai sifat dan jumlah kromosom yang sama


Sintesis Protein untuk Menyusun Sifat Morfologis dan Fisiologis Sel


Sintesis protein adalah proses pencetakan atau pembentukan protein yang terjadi didalam sel. Secara garis besar, sintesis protein di lakukan melalui dua tahap, yaitu trankripsi dan translasi.  Transkripsi merupakan proses pencetakan m RNA oleh DNA didalam inti sel. Sedangkan translasi merupakan penerjemahan kode oleh t RNA yang dibawa oelh m RNA menjadi urutan asam amino-asam amino yang membentuk suatu polipeptida ( protein). Protein menentukan sifat morfologis dan fisiologis sel. Sel akan memiliki sifat morfologis dan fissiologis  yang berbeda- beda tergantung dari jumlah, jenis, dan urutan asam amino-asam amino yang menyusun protein. Jenis dan urutan asam amino ditentukan oleh DNA. DNA merupakan salah satu materi genetis yang terdapat didalam inti sel(nucleus).

Protein terdapat dalam semua sel hidup. Kandungan protein meliputi unsure karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Cirri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino, macam asam amino, dan urutan asam amino yang menyusunnya. Sel- sel yang menyusun tubuh mahkluk hidup mempunyai sifat morfologis dan fisiologis yang berbeda- beda. Kumpulan sel membentuk jaringan.jaringan satu dan jaringan lainnnya dibentuk oleh sel-sel yang  berbeda secara morfologis maupun fisiologis. Protein yang dihasilkan melalui sintesis protein yang dikendalikan oleh DNA. Protein dibentuk melalui proses sintesis protein yang terjadi di dalam ribosom. Artinya, sintesis protein memegang peranan penting dalam menentukan sifat morfologis dan fisiologis sel.


Transpor Membran


Selain membatasi antar sel dan antar organel membrane plasma juga berfungsi dalam perlaluan molekul kedalam atau keluar sel maupun organel. Senyawa yang larut dalam lemak akan melalui lipida bilayer. Sedangkan yang lainnya memalui protein.

Sifat permeabilitas dari membran sel ini memungkinkan molekul yang penting seperti ion, oksigen, air, glukosa, asam amino dan asam lemak-gliserol dapat mudah masuk ke dalam sel, sedangkan senyawa kimia hasil metabolisme sel tetap berada dalam sel dan senyawa yang tidak diperlukan oleh sel akan meninggalkan sel. Dengan demikian permiabilitas selektif dari membrane sel memungkinkan sel dapat memelihara lingkungan internalnya.

Tranportasi lewat membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif bagi molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus, dan transpor aktif bagi molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.

1.   Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien konsentrasinya, yaitu molekul berpindah dari konsentrasinya yang tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai dengan gradient konsentrasi) memalui bilayer lipid, channel protein (saluran protein) ataupun carrier protein (protein pembawa) dan tidak ada energi metabolik yang terlibat. Transpor pasif meliputi :

a.   Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya dan akan terhenti setelah tercapai kesetimbangan gradient. Melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral ato pori statis akibat gerakan rantai asam lemak bilayer lipid,zat yang di angkut tidak bersifat spesifik tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan. Molekul polar hidrofobik merupakan molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi  bilayer fosfolipid misalnya diethylurea, demikian pula molekul non polar misalnya O2 dan molekul polar yang tidak bermuatan misalnya CO2.

(image)

b. Difusi terfasilitasi Difusi ini difasilitasi oleh protein yang tersusun dalam bentuk saluran (protein trans membran) dan carrier protein yang merupakan protein pembawa. Difusi melalui protein transmembran sering digunakan oleh sel-sel syaraf untuk perpindahan ion Na+ dan K+ serta ion-ion seperti Cl-,Ca2+ dan HCO3 - Protein pembawa (carrier protein) memiliki permukaan spesifik untuk ion, glukosa dan asam amino sehingga masing-masing senyawa tersebut dapat berikatan. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi beberapa macam sebagai berikut, (1)unipor t, terjadi kalau protein pembawa hanya mengikat satu macam ion, misal glukosa ekstraseluler yang relatif tinggi maka lintasannya menggunakan cara ini (2)kotransport, terjadi jika protein pembawa mengikat sepasang ion. Kotransport ada dua macam yaitu pertama,simport, jika transpor memindahkan dua macam ion kearah yang sama, misalnya glukosa ekstraseluler dengan konsentrasi rendah akan terikat ke sisi protein pembawa dan masuk ke dalam sel bersama dengan Na+, kedua dengan cara antiport, jika transpor memindahkan dua macam ion yang terikat pada protein pembawa dan berpindah dengan arah berlawanan. Contoh antiport adalah “chloride- bicarbonate exchanger” yaitu pertukaran ion Cl- dengan ion HCO3-.

(image)

c. Osmosis merupakan transport pasif air yaitu perpindahan ion/ molekul dari kerapatan tinggi kekerapatan rendahdengan melewati membrane selektif permeable atau semi permeable hal ini berarti membrane tersebut hanya dapat dilalui oleh molekul molekul air tetapi tidak oleh molekul lainnya.


2.   Transpor aktif
Merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy selain itu juga membutuhkan bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan molekul tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi. Kinerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane. Dua jenis transport aktif yaitu :

a.     Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP)  yaitu transport yang bergantung pada potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam sel dari pada di luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada saluran protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada protein saluran sehingga Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran protein memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang terhidrolisa.

(image)

b.     Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder.

(image)

Salah satu bentuk transport aktif adalah:

1.   Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida, melintasi membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula berisi molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma.

Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya. Misalnya sel tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan mensekresikannya ke daam darah melalui eksositosis.

Contoh lain adalah neuron atau sel saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis mengeluarkan karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.


2.     Endositosis sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya.


Terdapat tiga jenis endositosis yaitu :

a. Fagositosis (pemakan seluler) berasal dari bahasa yunani phagein“makan” dan cytos “sel”, berupa padatan yang ukurannya lebih besar. Sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Contoh cilliata atau organisme mikroskopik lain yang dimakan atau ditelan oleh amoeba. Selama fagositosis mangsa menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa (Fagositik)
b. Pinositosis (peminum seluler) dari bahasa yunani pinein “minum” dancytos “sel”, sel “meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik dalam substansi yang ditranspornya. Pinositosis merupakan gejala umum yang terjadi pada berbagai macam sel seperti leukosit, sel-sel ginjal, epithelium usus, makrofag hati dan sel akar tumbuhan. Pinositosis dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino atau ion-ion tertentu pada medium sel.prosesnya adalah menempelnya bahan penyebab (inducer) pada reseptor khusus pada membrane plasma kemudian diikuti dengan terjadinya lekukan (invaginasi) dari membrane membentuk selubung atau membrane pinositik.
c. Endositosis yang diperantarai reseptor, hampir sama dengan pinositosis hanya saja, selektif terhadap substansi yang ditranspornya. Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat meperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler. Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk sintesis steroid lainnya.


Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Sel hewan dengan sel tumbuhan memiliki kedudukan dan fungsi yang sama sebagai unit struktural dan fungsional terkecil kehidupan. Namun, jika dilihat dari strukturnya, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki sedikit perbedaan. Tidak semua organel sel hewan terdapat di dalam sel tumbuhan. Begitu juga sebaliknya, tidak semua organel yang terdapat di dalam sel tumbuhan dimiliki oleh sel hewan. Misalnya plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan juga memiliki dinding sel dan vakuola yang berukuran besar. Sedangkan organel yang hanya dimiliki oleh sel hewan adalah dua sentriol di dalam sentrosom, yang berperan dalam pembelahan sel.

(image)

Perbedaan sel  hewan dengan sel  tumbuhan diantaranya:

SEL HEWAN
1. Tidak memiliki dinding sel
2. Bentuknya tidak tetap karena hanya memiliki membran plasma
3. Tidak memiliki plastida
4. Mitokondrianya banyak
5. Vakuolanya banyak dengan ukuran yang kecil
6. Sentrosom dan sentriol tampak jelas

SEL TUMBUHAN
1. Memiliki dinding sel yang mengandung selulosa
2. Bentuk tetap karena memiliki dinding sel
3. Memiliki plastida
4. Mitokondria sedikit karena fungsinya dibantu oleh plastida
5. Vakuola sedikit tapi ukurannya besar
6. Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas


Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan juga dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(image)

Sumber:
https://belajar.kemdikbud.go.id/

Sel Sebagai Unit Struktural dan Fungsional Terkecil Makhluk Hidup


Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil mahkluk hidup. Sebagai unit struktural berarti setiap mahlulk hidup tersusun dari sel atau sel-sel. Sebagai unit fungsional berarti semua fungsi-fungsi kehidupan berlangsung di dalam sel. Sel yang menyusun tubuh makhluk hidup pada umumnya berukuran sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Namun, beberapa sel dapat dilihat dengan penglihatan biasa, misalnya sel telur ayam. Ukuran sel penyusun tubuh makhluk hidup bervariasi. Ukuran sel mencerminkan fungsi yang dilakukan oleh sel tersebut, misalnya sel syaraf menjulur, panjang dan halus, berfungsi mengirimkan impuls syaraf dari permukaan tubuh kita ke otak.

Sel darah putih dapat bergerak dengan cepat dan berubah bentuk karena berfungsi membunuh kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Bentuk sel darah merah seperti cakram dan pipih, yang memudahkan sel darah merah ini bergerak di dalam pembuluh darah yang sempit. Beberapa sel batang tumbuhan, berbentuk panjang dan memiliki saluran atau lubang di tengahnya, yang berfungsi mengangkut air dan zat makanan di dalam tubuh tumbuhan seperti sel xilem dan sel floem.

Sejak sel ditemukan dan dapat diilihat, ilmu tentang sel berkembang dengan cepat. Berbagai teori tentang sel yang dikemukan oleh para ilmuwan membuat kita menyadari bahwa kehidupan kita merupakan kerjasama antar sel yang sangat teratur. Teori tentang sel, ilmuan yang mempelajari sel, dan struktur sel akan dijelaskan berkut ini:

1. Teori Tentang Sel

(images)

Istilah sel berasal dari kata “cellula” dari bahasa Latin yang berarti ruang kosong. Susunan atau bentuk sel pertama kali dilihat oleh Robert Hooke (1635 - 1703) dengan menggunakan mikroskop sederhana. Sel yang dilihat berupa sel mati yang berasal dari sel gabus kering dari kulit pohon ek, sel-selnya terlihat seperti kotak-kotak kosong.

2. Ilmuwan yang Mengemukakan Teori Sel

Pengertian sel berkembang sejalan dengan diketemukannya mikroskop oleh Antonio van Leuwenhoek (1632 - 1723). Beberapa ilmuwan yang mengemukakan teori sel yaitu:

(images)


  • Felix Durjadin (1825) yang semula menyebut sel hewan sebagai sarcode, mengemukakan bahwa bagian sel yang terpenting adalah cairan di dalam sel, yang kemudian disebut protoplasma.
  • Johannes Purkinye (1787 - 1869) menyebutkan bahwa cairan di dalam sel hidup yang merupakan bahan embrional di dalam telur disebut protoplasma.
  • Robert Brown (1831) menemukan inti sel (nukleus) sebagai struktur penting dari sel hidup.
  • Mathias Jacob Schleiden (ahli botani) dan Schwan (ahli zoologi) dari Jerman pada tahun 1939 menyatakan bahwa semua organisme tersusun dari bagian penting yang disebut sel.
  • Rudolf Virchow (1855) menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup. Semua sel berasal dari sel juga (omne cellulae e cellulae).
  • Max Schultze (1825-1874) mengatakan bahwa sel adalah massa protoplasma yang mengandung nukleus, sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.

(images)


3. Struktur Sel

(images)

Struktur sel penyusun tubuh organisme dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik. Perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik terletak pada ada atau tidaknya membran inti. Membran inti adalah membran yang menyelimuti inti sel. Sebagian besar DNA pada sel eukariotik berada di dalam inti sel yang diselubungi membran, sedangkan sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti selnya berada di dalam sitoplasma.


a. Sel Prokariotik

Sel prokariotik berasal dari bahasa Yunani (prokaryote, pro berarti “sebelum” dan karyon berarti inti). Sel prokariotik tidak diselubungi membran inti sehingga bahan inti berada di dalam protoplasma. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (bacteria) dan ganggang hijau biru (cyanobacteria). Bagian-bagian penyusun sel prokariotik antara lain:

1. Membran Plasma (plasma membrane) adalah lapisan di luar sitoplasma yang berfungsi sebagai pelindung dan  mengatur transportasi sel. Pengaturan transportasi sel untuk mengatur keluar masuknya substansi ke dalam dan ke luar sel. Membran plasma juga berperan dalam penerima rangsang yang datang dari luar sel. membran plasma pada sel prokariotik mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang disebut mesosom (mesosome). Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel.

2. Sitoplasma (cytoplasm) adalah bagian sel yang berisi cairan tempat berlangsungnya metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah air (80-90%).

3. Nukleus (nucleoid) atau inti sel berfungsi sebagai pengendali dan pengatur seluruh kegiatan sel. Nukleus juga berfungsi sebagai pembawa informasi genetik yaitu kromosom, yang akan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kromosom adalah struktur yang tersusun oleh molekul DNA dan protein (histon).

4. Ribosom (ribosome) merupakan struktur berupa butiran yang berfungsi untuk pembentukan protein.

5. Dinding sel (cell wall) adalah struktur pelindung kedua setelah membran plasma.

6. Kapsul (capsule) adalah struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan dinding sel.

7. Bulu Rambut (filli) berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan substrat atau benda.

8. Flagel (flagella) berfungsi dalam pergerakan sel, baik flagel maupun vili disusun oleh mikrotubulus.


b. Sel Eukariotik

(images)

Sel Eukariotik (berasal dari bahasa Yunani, eu berarti sejati/sebenarnya dan karyon artinya inti sel) merupakan sel yang memiliki inti sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh membran inti. Contohnya protista, jamur, tumbuhan, dan hewan.

Sumber:
https://belajar.kemdikbud.go.id/


Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel


Sel merupakan bagian yang mendasar pada ilmu biologi karena merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.

Ukuran sel sangat kecil, yaitu berksar antara 5-15 mikron, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop. Struktur sel sama antara satu dengan lainnya. sel terdiri dari bagian-bagian sel yaitu membran sel, inti sel, sitoplasma, dan organel-organel sel.

Berikut ini adalah penjelasan bagian bagian sel dan fungsi bagian-bagian sel tersebut.


1. Membran sel

Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun atas senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Mmebran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma.

Lemak bersifat hidrofobik karena tidak larut dalam air, sedangkan protein bersifat hidrofilik karena larut dalam air. Oleh karena itu selaput plasma bersifat selektif permiabel atau semipermiabel. Bagian sel ini membatasi semua kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh dari luar.

Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan  normal melekat pada dinding sel ekibat turgor dari dalam sel. Selain itu, pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut noktah. Pada noktah sering terdapat penjuluran sitoplasma yang disebut plasmodesma yang berfungsi menghubungkan sel yang satu dengan yang lain.

Membran sel memiliki beberapa fungsi. Fungsi membran sel yaitu sebagai pelindung sel, mengendalikan pertukaran zat, dan tempat terjadinya reaksi kimia.

2. Inti sel (nukleus)

Fungsi inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan sel), karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu selaput inti (karioteka), nukleoplasma (kariolimfa), kromatin/kromosom, dan nukleolus (anak inti).


3. Sitoplasma dan organel-organel sel

Sitoplasma merupakan bagian sel yang berwujud cairan, khusus untuk cairan yang berada di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Fungsi utama kehidupan berlangsung di dalam sitoplasma karena banyak terjadi reaksi kimia di sini.

Sitoplasma tersusun oleh air (90%) dan organel-organel sel. Organel sel adalah benda-benda yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.


Berikut ini adalah penjelasan organel-organel sel dan fungsi organel sel yang ada di dalam sitoplasma.


a. Mitokondria
Mitokondria adalah struktur-struktur kecil yang tersusun dari protein dan lipida yang membentuk suatu gel yang stabil dan keras. Mitokondria berbentuk lonjong dengan dua lapis membran, membran yang di dalam membentuk lipatan. Fungsi organel sel ini adalah sebagai penghasil energi karena terlibat dalam proses respirasi sel.


b. Badan golgi
Badan golgi terdiri dari suatu jaringan tak teratur yang sering terpusat di sekitar nukleus. Organel sel ini banyak terdapat pada sel-sel kelenjar dan syaraf, tetapi hanya sedikit pada sel-sel otot. Fungsi badan golgi adalah untuk ekskresi sel, pembentukan dinding sel, dan pembentukan lisosom.


c. Retikulum Endoplasma (RE)
RE merupakan organel sel yang menghubungkan inti dengan sitoplasma. Fungsi bagian sel adalah sebagai tempat perlekatan ribosom, memperkaya senyawa protein hasil sintesis ribosom yang melekat di permukaan membrannya, serta transfor zat dalam sel. RE dibedakan menjadi dua, yaitu RE kasar (RE yang ditempeli ribosom) dan RE halus (RE yang tidak ditempeli ribosom).

Selain menempel pada retikulum endoplasma, ribosom jugaterdapat di dalam sitoplasma. Ribosom adalah massa berbutir-butir yang mengandung RNA yang berhubungan dengan RE. Fungsi ribosom sebagai tempat sintesis protein.


d.    Lisosom
Lisosom seperti vakuola berbentuk bulat dan berisi enzim hidrolitik atau lisozim. Fungsi bagian sel ini sebagai organ pencerna intraseluler, sekresi (mengeluarkan enzim hidrolitik), autolisis (kemampuan menghancurkan diri sel), dan eksositosis (mengeluarkan enzim keluar sel).

e.    Sentrosom
Sentrosom hanya terdapat pada sel hewan. Oranel sel ini terletak di dekat inti sel dan berperan dalam pembelahan sel. Di dalam sentrosom terdapat sentriol yang berjumlah sepasang. Saat membelah, sentriol akan bereplikasi dan membentuk benang-benang spindel untuk pelekatan kromosom.


f.    Plastida
Plastida merupakan bagian sel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan yang tersusun dari lipida dan protein. Macam-macam plastida yaitu kloroplas, kromoplas dan leukoplas.

Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil, pigmen karatenoid, dan pigmen fotosintesis lainnya. fungsi kromoplas adalah untuk menangkap energi cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis. Klorofil dibedakan menjadi bemacam-macam antara lain klorofil a memberikan warna biru, klorofil b memberikan warna hijau kuning, klorofil c memberikan warna hijau coklat, serta klorofil d memberikan warna hijau merah.

Kromoplas adalah plastida yang memberikan aneka ragam warna nonfotosintesis, antara lain : karoten memberikan warna merah kekuningan pada wortel, xantofill memberikan warna kuning pada daun yang sudah tua, fikosianin memberikan warna biru pada ganggang, fikosantin, memberikan warna coklat pada ganggang, dan fikoeritrin memberikan warna merah pada ganggang.

Leukoplas, adalah plastida yang tidak berwarna. Plastida ini biasanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak terkena cahaya matahari, misalnya pada akar, biji, dan daun muda. Leukoplas dibedakan menjadi 3, yaitu amiloplas (membentuk dan menyimpan amilum), elaioplas (membentuk dan menyimpan lemak), proteoplas (menyimpan protein).

g.    Miktotubulus
Mikrotubulus merupakan organel sel yang bentuknya seperti pipa-pipa panjang yang halus, dan tersusun dari protein. Fungsi bagian sel ini adalah untuk mempertahankan bentuk sel, mengatur gerakan komponen-komponen sel, dan membantu dalam pembelahan sel mitosis.

h.    Vakuola
Rongga berisi sitoplasma yang dibatasi oselaput tipis disebut tonoplas. Vakuola lebih sering ditemukan pada sel tumbuhan dari pada sel hewan. Organel sel ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu vakuola kontraktil/ berdenyut yang berfungsi sebagai osmoregulator serta vakuola nonkontraktil/ vakuola makanan untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan makanan ke seluruh tubuh.

Selain fungsi tersebut, vakuola juga berperan untuk mempertahankan turgorditas sel, tempat penimbunan sisa-sisa metabolisme, tempat menyimpan zat makanan, serta mengandung enzim hidrolitik yang berfungsi sebagai lisosom waktu sel masih hidup.

i.    Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan yang tersusun dari selulosa. Bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan membentuk celah yang disebut noktah. Noktah berfungsi menghubungkan antar sel melalui penjuluran benang-benang sitoplasma yang disebut plasmodesma. Fungsi dinding sel sebagai tempat pelindung semua komponen dalam sel dan pemberi bentuk sel.